Berbicara tentang kebahagiaan, banyak orang salah kaprah tentang kebahagiaan. Salah kaprah yang pertama, orang menganggap bahwa kebahagiaan itu ada urusannya dengan materi padahal tidak ada sama sekali. Kadang-kadang orang tua kita pun, atau kita kita sendiri sebagai orang tua suka salah kaprah. "Dik belajar yang benar ya dan besok jadi orang sukses" Itu kata orang tuanya.
Maksud dari sukses itu apa sih?
Kaya? Gajinya dua digit, bisa ngajak orang tuanya berlibur ke luar negeri, puya rumah dan mobil bagus. Tapi pernah tidak orang tua bilang ke anaknya "Dik belajar yang baik biar nanti bisa sukses, nganterin ibu-bapakmu ke surganya Allah" Apakah ada orang tua yang berkata seperti itu?
Kaya? Gajinya dua digit, bisa ngajak orang tuanya berlibur ke luar negeri, puya rumah dan mobil bagus. Tapi pernah tidak orang tua bilang ke anaknya "Dik belajar yang baik biar nanti bisa sukses, nganterin ibu-bapakmu ke surganya Allah" Apakah ada orang tua yang berkata seperti itu?
Seolah-olah orang yang pergi ke pesantren itu orang-orang yang sudah nggak pinter, yang udah hancur. "Ngapain jadi ustadz, hidupmu giamana nanti?"
Seolah-olah sukses itu hanya urusan dunia. Ketika melihat orang yang keluar dari mobil BMW dengan orang yang keluar dari Beca, maka orang-orang akan menganggap bahwa yang lebih mulia adalah orang yang keluar dari mobil BMW. Selalu begitu.
Sukses selalu dihubungkan dengan dunia, tidak ada urusannya dengan kebahagiaan.
Contohnya begini, kemarin sekitar tahun 2006 atau 2004 ada kabar bahwa ada seorang direktur perusahaan mobil hyundai mati bunuh diri dengan cara meloncat dari lantai 33. Padahal kita lihat dia memiliki uang, istri, anak, rumah serta kendaraan. Berarti orang yang memiliki banyak uang belum tentu bahagia, bisa jadi kita yang tidak punya uang justru lebih bahagia daripada orang yang punya banyak uang.
Ada orang yang waktu mudanya tidak punya uang, ketika ingin makan makanan apapun dia tidak jadi karena tidak punya uang. Setelah dia sudah punya uang, dia bisa membeli makanan apapun tetapi dia tidak boleh makan sembarangan karena kolestrol, asam urat, darah tinggi dan sebagainya. Pas nggak punya duit pengen makan tidak bisa membelinya, setelah punya duit pengen makan tapi tidak bisa makan. Nah, bisa jadi kita yang kere-kere ini lebih bahagia karena tidak dipusingkan dengan kolestrol ataupun diabetes.
Kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan materi, orang yang beli kasur tapi belum tentu bisa tidur.
Jadi, kebahagiaan tidak ada dalam permasalahan materi. Itu permasalahan yang pertama. Kesalahan kedua, orang salah kaprah bahwa kebahgiaan itu bisa dicapai dengan cara bermaksiat kepada Allah SWT.
Maka kita tegaskan di dalam islam itu sederhana. Rasul katakan orang yang beriman itu ajaib karena seluruh perkara baginya adalah baik. Kalau dia dapat kesulitan dia bersabar. Kalau dia mendapatkan kemudahan dia bersukur. Dan kata rasulullah itu hanya ada pada orang yang beriman. Kalau orang-orang indonesia kira-kira begitu tidak? Dikasih hujan mengeluh, dikasih kemarau juga mengeluh. Ini semua terjadi karena ada masalah dalam keimanan dan ketaatannya.