Kamu mungkin akan tersinggung dengan quotes/kata kata sindiran dari Tere Liye tentang orang pamer ini. Saya juga dulu tersinggung pertama kali mendengarnya. Tapi itu justru kabar baik, itu berarti masih tersisa nurani yang lembut di sana. Untuk itu, yuk belajar memperbaiki diri bareng-bareng.
1. Kenapa kita pamer?
Kenapa kita pamer? Karena kita tidak bahagia. Orang-orang yang bahagia, dia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, perjalannya, hal hebat yang dia lakukan, apalagi kalau sekadar mengumumkan hal-hal sepele lainnya ke orang lain. Karena kebahagiaan ada di hatinya, bukan dari like, komen, sanjung, pujian orang lain. *Tere Liye
2. Biaya pamer itu mahal
Biaya hidup itu muraaah sekali. Yang mahal, biaya pamer. Masalah hidup itu juga mudaaaah sekali. Yang susah itu, bersabar. *Tere Liye
3. Tidak harus penuh drama di dunia maya
Jadilah wanita berkelas. Apa itu? Yang tidak harus penuh drama di dunia maya, tidak pamer ini-itu, pun tidak mengumumkan banyak hal sepele. Dia berkelas! (juga berlaku untuk laki-laki. tak terbayang jika ada laki-laki sibuk sekali posting curhat, galau, dsbgnya). *TereLiye
4.Tidak perlu dibungkus dengan 'berbagi kebahagiaan'
Kalau mau pamer, pamer saja. Tidak perlu dibungkus dengan 'berbagi kebahagiaan', 'memotivasi orang lain', apalagi sampai harus pakai caption keterangan fotonya super bijak. Kagak nyambung.
Itu foto cuma selfie buat mamerin hari ini lagi pakai baju apa, lagi jalan-jalan di manalah, lagi keren nih, dsbgnya. Fotonya diambil 10 kali, 9 dihapus, baru yg ke-10 merasa cocok, itu pun di edit juga, dikasih filter ini, itu, pakai aplikasi biar fotonya jadi bagus, lantas masih mau ngaku nggak pamer? Terlalu! *Tere Liye
5. Orang lain tidak akan peduli
Jangan suka pamer. Orang yang menyukai kita tidak butuh kita pamer ini-itu agar mereka menyukai kita; pun sebaliknya orang yang tidak suka dengan kita, mereka tidak peduli kita mau pamer apapun. *Tere Liye
6. Jangan pusing dengan penilaian orang lain
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak pusing dengan penilaian dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa alasan.
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, hal hebat yang dia lakukan, apalagi kalau sekadar mengumumkan hal-hal sepele, doa-doa personal, keluh-kesah, dan hal lainnya ke orang lain. Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak tertarik lagi untuk pamer! *Tere Liye
7. Pamer Pacar
Sebenarnya siapa sih yang benar-benar peduli saat kita sibuk menyebut nama-nama pacar di jejaring sosial? Pamer foto mesra? Sttt, jawabannya: Nggak ada. Kita saja yang merasa sudah heboh sedunia. *Tere Liye
8. Kebahagiaan itu ada dihati
Orang pamer = orang tidak bahagia. Semakin sering pamer = semakin sering tidak bahagia. Jika seseorang itu sungguh bahagia, dia tidak membutuhkan like, komen, sanjung dan puji dari orang lain. Kebahagiaan ada di hatinya sendiri. *Tere Liye
9. Jadilah seperti samudera
Jadilah seperti samudera. Orang-orang hanya menatap permukaan, tidak tahu betapa dalam dan mengagumkan isinya. Mulai dari pengetahuannya, perjalanan hidupnya, kota-kota yang pernah dia kunjungi, amal kebajikan, bahkan kekayaan harta benda miliknya tersembunyi rapat.
Jadilah seperti samudera. Sepatah pun dia tidak perlu pamer, tapi siapapun yang menatapnya, akan tahu betapa dalamnya samudera. *Tere Liye
10. Sabar kepada diri sendiri
Menahan diri untuk tidak pamer itu adalah cabang bersabar. Ditahan. Dilatih agar diri kita tidak mudah sekali "mengumumkan" ini-itu demi menarik perhatian, sanjung, like dan komen. Sungguh salah-satu sabar paling berat adalah sabar kepada diri sendiri :) *Tere Liye
11. Apakah pamer itu penting sekali?
Segila apapun nafsu pamer kita, pastikan kita tidak posting foto: lagi mandi, lagi berenang, lagi di tempat tidur, dsbgnya. Apalagi sampai ada lawan jenis di sana, yang entah siapalah.
Ini bukan soal moralitas, sok suci. Bukan. Ini soal, ada yang pantas, ada yang tidak. Ada pantas, ada yang berlebihan sekali.
Kalau artis, selebritis melakukan itu, bukan berarti kita harus begitu. Selalu gunakan akal sehat: apakah ini penting sekali diposting, penting sekali diperlihatkan ke seluruh dunia. Segila apapun nafsu pamer kita. *Tere Liye
12. Cukup diri sendiri saja yang tahu
Dunia maya ini menggoda siapapun untuk pamer. Luar biasa sekali godaannya. Dikit-dikit kita terpancing untuk pamer, dikit-dikit suka dipuji, dilike, dikomentari orang lain.
Tapi sungguh beruntung orang-orang yang bisa menahan diri, yang tahu persis mana yang sebaiknya dibagikan, mana yang sebaliknya, cukup diri sendiri saja yang tahu. *Tere Liye
13. Hiduplah tanpa kepura-puraan
Hiduplah tanpa kepura-puraan. Berlarilah tanpa penyesalan. Apa adanya tanpa perlu pamer dan mengemis like. Lakukan yang terbaik seolah besok tidak ada lagi waktu. Dan selalu bersyukurlah seakan kita orang paling beruntung sedunia. *Tere Liye
14. Kejujuran adalah kunci hidup bahagia
Semakin kita jujur kepada diri sendiri, maka semakin berkurang nafsu untuk pamer ini, itu ke orang lain. Siapa kita. Apa yang kita cari. Apa tujuan kita. Apakah hidup kita bermanfaat bagi orang lain.
Apakah kita terus berusaha menjadi orang baik. Hanya kita yang bisa menjawabnya. Kejujuran adalah kunci hidup bahagia yang damai. *Tere Liye
15. Definisi kekayaan materi sebenarnya
Orang-orang yang tidak mengumbar kemesraan beserta pasangannya, boleh jadi merekalah pemilik definisi dan kebahagiaan cinta.
Orang-orang yang tidak melaporkan sedang berada di mana, lagi di mana, boleh jadi merekalah pemilik perjalanan dan petualangan setiap sudut dunia.
Orang-orang yang tidak memamerkan pakai bedak apa hari ini, pakai baju apa hari ini, boleh jadi merekalah yang memahami arti kecantikan dan ketampanan terbaik.
Orang-orang yang tidak sibuk mengumumkan ini, itu, boleh jadi merekalah yang terus produktif dan berkarya. Dan merekalah pemilik definisi kekayaan materi sebenarnya.
Bertemu orang-orang seperti ini secara langsung sangat mengagumkan. Wajahnya teduh tenteram. Senyumnya lembut bagai matahari pagi. :) *Tere Liye
16. Jangan kebalik!
Orang menyebalkan itu adalah: dia pinjam uang, bukannya bergegas mengembalikan pinjamannya, dia malah jalan-jalan kemanalah, pamer ini, pamer itu di akun medsos. Hutang itu ada di urutan pertama yang wajib diselesaikan. Bukan urutan terakhir. Jangan kebalik. *Tere Liye
17. Orang yang menyebalkan di dunia maya
Orang yang menyebalkan di dunia maya, suka bully, bicara kasar, mudah tersinggung, gampang pamer, curhat kesana-kemari, boleh jadi memang menyebalkan aslinya di dunia nyata. Boleh jadi, loh. *Tere Liye
18. Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak tertarik lagi untuk pamer!
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak pusing dengan penilaian dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa alasan.
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, hal hebat yang dia lakukan, apalagi kalau sekadar mengumumkan hal-hal sepele, doa-doa personal, keluh-kesah, dan hal lainnya ke orang lain.
2. Biaya pamer itu mahal
Biaya hidup itu muraaah sekali. Yang mahal, biaya pamer. Masalah hidup itu juga mudaaaah sekali. Yang susah itu, bersabar. *Tere Liye
3. Tidak harus penuh drama di dunia maya
Jadilah wanita berkelas. Apa itu? Yang tidak harus penuh drama di dunia maya, tidak pamer ini-itu, pun tidak mengumumkan banyak hal sepele. Dia berkelas! (juga berlaku untuk laki-laki. tak terbayang jika ada laki-laki sibuk sekali posting curhat, galau, dsbgnya). *TereLiye
4.Tidak perlu dibungkus dengan 'berbagi kebahagiaan'
Kalau mau pamer, pamer saja. Tidak perlu dibungkus dengan 'berbagi kebahagiaan', 'memotivasi orang lain', apalagi sampai harus pakai caption keterangan fotonya super bijak. Kagak nyambung.
Itu foto cuma selfie buat mamerin hari ini lagi pakai baju apa, lagi jalan-jalan di manalah, lagi keren nih, dsbgnya. Fotonya diambil 10 kali, 9 dihapus, baru yg ke-10 merasa cocok, itu pun di edit juga, dikasih filter ini, itu, pakai aplikasi biar fotonya jadi bagus, lantas masih mau ngaku nggak pamer? Terlalu! *Tere Liye
5. Orang lain tidak akan peduli
Jangan suka pamer. Orang yang menyukai kita tidak butuh kita pamer ini-itu agar mereka menyukai kita; pun sebaliknya orang yang tidak suka dengan kita, mereka tidak peduli kita mau pamer apapun. *Tere Liye
6. Jangan pusing dengan penilaian orang lain
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak pusing dengan penilaian dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa alasan.
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, hal hebat yang dia lakukan, apalagi kalau sekadar mengumumkan hal-hal sepele, doa-doa personal, keluh-kesah, dan hal lainnya ke orang lain. Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak tertarik lagi untuk pamer! *Tere Liye
7. Pamer Pacar
Sebenarnya siapa sih yang benar-benar peduli saat kita sibuk menyebut nama-nama pacar di jejaring sosial? Pamer foto mesra? Sttt, jawabannya: Nggak ada. Kita saja yang merasa sudah heboh sedunia. *Tere Liye
8. Kebahagiaan itu ada dihati
Orang pamer = orang tidak bahagia. Semakin sering pamer = semakin sering tidak bahagia. Jika seseorang itu sungguh bahagia, dia tidak membutuhkan like, komen, sanjung dan puji dari orang lain. Kebahagiaan ada di hatinya sendiri. *Tere Liye
9. Jadilah seperti samudera
Jadilah seperti samudera. Orang-orang hanya menatap permukaan, tidak tahu betapa dalam dan mengagumkan isinya. Mulai dari pengetahuannya, perjalanan hidupnya, kota-kota yang pernah dia kunjungi, amal kebajikan, bahkan kekayaan harta benda miliknya tersembunyi rapat.
Jadilah seperti samudera. Sepatah pun dia tidak perlu pamer, tapi siapapun yang menatapnya, akan tahu betapa dalamnya samudera. *Tere Liye
10. Sabar kepada diri sendiri
Menahan diri untuk tidak pamer itu adalah cabang bersabar. Ditahan. Dilatih agar diri kita tidak mudah sekali "mengumumkan" ini-itu demi menarik perhatian, sanjung, like dan komen. Sungguh salah-satu sabar paling berat adalah sabar kepada diri sendiri :) *Tere Liye
11. Apakah pamer itu penting sekali?
Segila apapun nafsu pamer kita, pastikan kita tidak posting foto: lagi mandi, lagi berenang, lagi di tempat tidur, dsbgnya. Apalagi sampai ada lawan jenis di sana, yang entah siapalah.
Ini bukan soal moralitas, sok suci. Bukan. Ini soal, ada yang pantas, ada yang tidak. Ada pantas, ada yang berlebihan sekali.
Kalau artis, selebritis melakukan itu, bukan berarti kita harus begitu. Selalu gunakan akal sehat: apakah ini penting sekali diposting, penting sekali diperlihatkan ke seluruh dunia. Segila apapun nafsu pamer kita. *Tere Liye
12. Cukup diri sendiri saja yang tahu
Dunia maya ini menggoda siapapun untuk pamer. Luar biasa sekali godaannya. Dikit-dikit kita terpancing untuk pamer, dikit-dikit suka dipuji, dilike, dikomentari orang lain.
Tapi sungguh beruntung orang-orang yang bisa menahan diri, yang tahu persis mana yang sebaiknya dibagikan, mana yang sebaliknya, cukup diri sendiri saja yang tahu. *Tere Liye
13. Hiduplah tanpa kepura-puraan
Hiduplah tanpa kepura-puraan. Berlarilah tanpa penyesalan. Apa adanya tanpa perlu pamer dan mengemis like. Lakukan yang terbaik seolah besok tidak ada lagi waktu. Dan selalu bersyukurlah seakan kita orang paling beruntung sedunia. *Tere Liye
14. Kejujuran adalah kunci hidup bahagia
Semakin kita jujur kepada diri sendiri, maka semakin berkurang nafsu untuk pamer ini, itu ke orang lain. Siapa kita. Apa yang kita cari. Apa tujuan kita. Apakah hidup kita bermanfaat bagi orang lain.
Apakah kita terus berusaha menjadi orang baik. Hanya kita yang bisa menjawabnya. Kejujuran adalah kunci hidup bahagia yang damai. *Tere Liye
15. Definisi kekayaan materi sebenarnya
Orang-orang yang tidak mengumbar kemesraan beserta pasangannya, boleh jadi merekalah pemilik definisi dan kebahagiaan cinta.
Orang-orang yang tidak melaporkan sedang berada di mana, lagi di mana, boleh jadi merekalah pemilik perjalanan dan petualangan setiap sudut dunia.
Orang-orang yang tidak memamerkan pakai bedak apa hari ini, pakai baju apa hari ini, boleh jadi merekalah yang memahami arti kecantikan dan ketampanan terbaik.
Orang-orang yang tidak sibuk mengumumkan ini, itu, boleh jadi merekalah yang terus produktif dan berkarya. Dan merekalah pemilik definisi kekayaan materi sebenarnya.
Bertemu orang-orang seperti ini secara langsung sangat mengagumkan. Wajahnya teduh tenteram. Senyumnya lembut bagai matahari pagi. :) *Tere Liye
16. Jangan kebalik!
Orang menyebalkan itu adalah: dia pinjam uang, bukannya bergegas mengembalikan pinjamannya, dia malah jalan-jalan kemanalah, pamer ini, pamer itu di akun medsos. Hutang itu ada di urutan pertama yang wajib diselesaikan. Bukan urutan terakhir. Jangan kebalik. *Tere Liye
17. Orang yang menyebalkan di dunia maya
Orang yang menyebalkan di dunia maya, suka bully, bicara kasar, mudah tersinggung, gampang pamer, curhat kesana-kemari, boleh jadi memang menyebalkan aslinya di dunia nyata. Boleh jadi, loh. *Tere Liye
18. Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak tertarik lagi untuk pamer!
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak pusing dengan penilaian dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa alasan.
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, hal hebat yang dia lakukan, apalagi kalau sekadar mengumumkan hal-hal sepele, doa-doa personal, keluh-kesah, dan hal lainnya ke orang lain.
Orang-orang yang sungguh bahagia, dia tidak tertarik lagi untuk pamer! *Tere Liye
19. Pamer celana dalam
Bahagia itu boleh jadi seperti pakaian dalam. Mau semahal apapun, semurah apapun, senyaman apapun, hanya kita yang tahu. Orang lain tidak. Apakah orang lain tahu apa warna, model, bentuk celana dalam kita? Tidak. Maka kalau ada orang sibuk pamer ini, pamer itu, dengan alasan berbagi kebahagiaan, eww, dia sedang pamer celana dalam, Maaak.... *Tere Liye
20. Wanita cantik itu...
Wanita cantik itu, mulutnya selalu bicara kebaikan. Tangannya senantiasa mengerjakan hal bermanfaat. Kepalanya, diisi dengan pengetahuan serta pemahaman. Dan hatinya, ini yang paling istimewa, selalu terjaga dari dengki, pamer, bergunjing, dan hal sia-sia dan buruk lainnya. (pun berlaku bagi laki-laki) *Tere Liye
21. Ada banyak hal yang tidak perlu dipamerkan
Media sosial ini menggoda kita untuk pamer. Dan tanpa terasa, sudah terperangkaplah kita memamerkan banyak hal. Berhati-hatilah, selalu pikirkan dengan matang sebelum melepas sesuatu di media sosial. Boleh jadi, ada banyak hal yang tidak perlu dipamerkan/diumumkan di sana. :) *Tere Liye
22. Dua sifat manusia yang menempel erat
Ada dua sifat yang menempel erat satu sama lain: suka pamer dan suka bergunjing. Orang yang suka pamer, maka dia cenderung sekali akan suka bergosip, membicarakan aib orang lain. Dan sebaliknya, orang yang suka bergunjing, dalam satu tarikan nafas saat dia menjelek-jelekan orang lain, dia juga sekaligus berusaha pamer betapa kerennya dia (sementara orang lain penuh aib dan noda). *Tere Liye
23. Pamer Kemesraan
Tidak perlulah pamer foto-foto mesra di facebook/twitter/instagram, dll. Besok lusa, kalau putus, mau dikemanakan semua kemesraan itu? Nasehat ini demi kebaikan kalian sendiri. Kan kalian tidak mau semua orang sedunia tahu kalian bekas pacar si itu, si ini, dan panjang benar itu daftarnya. *Tere Liye
24. Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati itu mirip sekali dengan celana dalam. Hanya kita yang tahu apa warnanya, nyaman atau tidak dipakai, dll, dll. Hanya kita yang tahu persis. Orang lain? Hanya menebak. Maka, jika ada orang yang sibuk pamer, sibuk bilang dia lagi bagi-bagi kebahagiaan lewat pamer, dll, orang-orang ini telah memakai celana dalamnya di luar. Dia pamerkan celana dalamnya yang warna-warni. *Tere Liye
25. Wanita yang percaya diri
Wanita yang percaya diri, dia tidak membutuhkan pamer tubuhnya yang bagus, tas, sepatu, pakaiannya yang mahal, perhiasannya, dsbgnya.
Wanita yang percaya diri, cukup tampil sederhana, bersahaja, karena dia tahu persis dia punya amunisi yang lebih hakiki: kecerdasan, keberanian, mandiri, bisa diandalkan, dsbgnya. Juga berlaku untuk laki-laki, dia tidak butuh pamer dengan tubuh gagah, wajah tampan, mobil mewah, dsbgnya *Tere Liye
26. Suka pamer tapi masih punya banyak hutang
"Bang Tere, saya nggak masalah orang mau pamer foto selfie lagi jalan-jalan di mana. Tapi yang jadi masalah: hutangnya ke saya belum dibayar, gimana dong?" Inilah problem rumit jaman now. Bahkan banyak yang pamer gila-gilaan di instagram, ternyata itu dimodali uang haram. Saya melambaikan tangan, saya tidak bisa menjawabnya. Nyerah. *Tere Liye
27. Pamer = Membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat.
Hati-Hati. Berhentilah asyik posting foto lagi di mana, sedang apa, punya perhiasan apa, semuaaaa diumumkan di media sosial (instagram terutama). Kita menjadi sangat rentan atas tindak kejahatan. Bagaimana tidak? Orang bisa tahu persis kita lagi di mana, siapa saja bersama kita, bahkan saat kita berwisata di kota lain, orang tahu di hotel apa kita menginap, di kamar mana. Dan lebih serius lagi, saat kita pamer apa yang kita bawa, harta apa yang sedang kita kenakan.
Atau harta apa yang ada di rumah, di mana tempat menyimpannya. Itu persis seperti membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat. Dan mereka tidak perlu riset apapun untuk mulai melancarkan kejahatan, toh, kita sudah membagikan “peta”, semuanya lewat instagram. *Tere Liye
28. Pikirlah dua kali sebelum memposting foto di sosmed
Boleh posting foto? Tentu boleh. Tapi selalu cek minimal dua kali: “Apakah ini penting banget?”, “Apakah ini harus dan mendesak sekali saya posting?” Selalu pikirkan dua hal ini sebelum mengklik tombol posting. Semoga itu membantu mengendalikan nafsu pamer kita. *Tere Liye
19. Pamer celana dalam
Bahagia itu boleh jadi seperti pakaian dalam. Mau semahal apapun, semurah apapun, senyaman apapun, hanya kita yang tahu. Orang lain tidak. Apakah orang lain tahu apa warna, model, bentuk celana dalam kita? Tidak. Maka kalau ada orang sibuk pamer ini, pamer itu, dengan alasan berbagi kebahagiaan, eww, dia sedang pamer celana dalam, Maaak.... *Tere Liye
20. Wanita cantik itu...
Wanita cantik itu, mulutnya selalu bicara kebaikan. Tangannya senantiasa mengerjakan hal bermanfaat. Kepalanya, diisi dengan pengetahuan serta pemahaman. Dan hatinya, ini yang paling istimewa, selalu terjaga dari dengki, pamer, bergunjing, dan hal sia-sia dan buruk lainnya. (pun berlaku bagi laki-laki) *Tere Liye
21. Ada banyak hal yang tidak perlu dipamerkan
Media sosial ini menggoda kita untuk pamer. Dan tanpa terasa, sudah terperangkaplah kita memamerkan banyak hal. Berhati-hatilah, selalu pikirkan dengan matang sebelum melepas sesuatu di media sosial. Boleh jadi, ada banyak hal yang tidak perlu dipamerkan/diumumkan di sana. :) *Tere Liye
22. Dua sifat manusia yang menempel erat
Ada dua sifat yang menempel erat satu sama lain: suka pamer dan suka bergunjing. Orang yang suka pamer, maka dia cenderung sekali akan suka bergosip, membicarakan aib orang lain. Dan sebaliknya, orang yang suka bergunjing, dalam satu tarikan nafas saat dia menjelek-jelekan orang lain, dia juga sekaligus berusaha pamer betapa kerennya dia (sementara orang lain penuh aib dan noda). *Tere Liye
23. Pamer Kemesraan
Tidak perlulah pamer foto-foto mesra di facebook/twitter/instagram, dll. Besok lusa, kalau putus, mau dikemanakan semua kemesraan itu? Nasehat ini demi kebaikan kalian sendiri. Kan kalian tidak mau semua orang sedunia tahu kalian bekas pacar si itu, si ini, dan panjang benar itu daftarnya. *Tere Liye
24. Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati itu mirip sekali dengan celana dalam. Hanya kita yang tahu apa warnanya, nyaman atau tidak dipakai, dll, dll. Hanya kita yang tahu persis. Orang lain? Hanya menebak. Maka, jika ada orang yang sibuk pamer, sibuk bilang dia lagi bagi-bagi kebahagiaan lewat pamer, dll, orang-orang ini telah memakai celana dalamnya di luar. Dia pamerkan celana dalamnya yang warna-warni. *Tere Liye
25. Wanita yang percaya diri
Wanita yang percaya diri, dia tidak membutuhkan pamer tubuhnya yang bagus, tas, sepatu, pakaiannya yang mahal, perhiasannya, dsbgnya.
Wanita yang percaya diri, cukup tampil sederhana, bersahaja, karena dia tahu persis dia punya amunisi yang lebih hakiki: kecerdasan, keberanian, mandiri, bisa diandalkan, dsbgnya. Juga berlaku untuk laki-laki, dia tidak butuh pamer dengan tubuh gagah, wajah tampan, mobil mewah, dsbgnya *Tere Liye
26. Suka pamer tapi masih punya banyak hutang
"Bang Tere, saya nggak masalah orang mau pamer foto selfie lagi jalan-jalan di mana. Tapi yang jadi masalah: hutangnya ke saya belum dibayar, gimana dong?" Inilah problem rumit jaman now. Bahkan banyak yang pamer gila-gilaan di instagram, ternyata itu dimodali uang haram. Saya melambaikan tangan, saya tidak bisa menjawabnya. Nyerah. *Tere Liye
27. Pamer = Membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat.
Hati-Hati. Berhentilah asyik posting foto lagi di mana, sedang apa, punya perhiasan apa, semuaaaa diumumkan di media sosial (instagram terutama). Kita menjadi sangat rentan atas tindak kejahatan. Bagaimana tidak? Orang bisa tahu persis kita lagi di mana, siapa saja bersama kita, bahkan saat kita berwisata di kota lain, orang tahu di hotel apa kita menginap, di kamar mana. Dan lebih serius lagi, saat kita pamer apa yang kita bawa, harta apa yang sedang kita kenakan.
Atau harta apa yang ada di rumah, di mana tempat menyimpannya. Itu persis seperti membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat. Dan mereka tidak perlu riset apapun untuk mulai melancarkan kejahatan, toh, kita sudah membagikan “peta”, semuanya lewat instagram. *Tere Liye
28. Pikirlah dua kali sebelum memposting foto di sosmed
Boleh posting foto? Tentu boleh. Tapi selalu cek minimal dua kali: “Apakah ini penting banget?”, “Apakah ini harus dan mendesak sekali saya posting?” Selalu pikirkan dua hal ini sebelum mengklik tombol posting. Semoga itu membantu mengendalikan nafsu pamer kita. *Tere Liye