-->

Kontribusi dari Hernando Barragan

Kontribusi dari  Hernando Barragan

Salah satu mahasiswa Banzi, Hernando Barragan mengambil langkah awal dalam arah untuk menciptakan perangkat lunak yang mirip dengan processing. Dia mengembangkan sebuah platform prototype yang dikenal dengan nama “wiring”. Platform Wiring mencakup sebuah IDE sebagai perangkat lunak untuk memprogram yang didalamnya sudah terdapat library functions untuk memudahkan pemrogramanmikrokontroler dan sebuah papan sirkuit yang siap digunakan dengan menggunakan mikrokontroler Atmega 128 sebagai pemrosesnya. Platform prototype ini merupakan thesis dari Hernando Barragan dengan pembimbingnya Massimo Banzi dan Casey Reas pada tahun 2004 dengan judul “Arduino–La rivoluzione dell’open hardware” (“Arduino – The Revolution of Open Hardware”). Konsep dari proyek ini ternyata menjanjikan sebuah keberhasilan bahkan sampai dengan saat ini. Namun Banzi ternyata memiliki mimpi yang lebih besar. Ia berharap untuk membuat sebuah platform yang lebih murah, sederhana dan lebih mudah digunakan. 




The First Prototype Board

Pada tahun 2005, Massimo Banzi bersama dengan David Mellis (mahasiswa IDII pada saat itu) dan David Cuartielles, menambahkan dukungan mikrokontroler ATmega 8 untuk Wiring. Namun mereka tidak melanjutkan pengembangan Wiring melainkan mereka menyalin kode sumber Wiring dan mulai mengembangkannya sebagai proyek yang terpisah, yang kemudian disebut Arduino.



Open Source Model – A Big Decision

Banzi dan rekan-rekannya sangat percaya dengan kekuatan dari open source. Mereka pikir akan lebih baik untuk membuka platform tersebut agar dapat diakses orang sebanyak-banyaknya sehinga pengembangan platform dapat dilakukan secara cepat. Faktor lain yang menentukan keputusan Banzi untuk membuka platformnya secara open source adalah bahwa setelah beroperasi hampir selama 5 tahun, IDII tidak memiliki dana yang cukup lagi untuk mendukung proyek ini bahkan terancam untuk menghentikan pendanaan. Semua anggota fakultas takut proyek ini tidak dapat bertahan atau bahkan akan digelapkan. Sehingga Banzi membuat keputusan besar dengan menjadikan platform ini sebagai open source.



HOW Banzi And Team Managed To Create Arduino And Make It Available For Public

Cukup jelas bahwa untuk model open source biasa digunakan untuk pengembangan perangkat lunak dan tidak pernah untuk pengembangan perangkat keras. Agar dapat  mengembangkan perangkat keras secaraopen source mereka berusaha menemukan solusi lisensi yang cocok yang bisa berlaku untuk papan sirkuit tersebut. Setelah melakukan sedikit investigasi, Banzi dan tim melihat seluruh hal dari sudut yang berbeda dan memutuskan untuk menggunakan lisensi dari Creative Commons, sebuah kelompok non-profit yang biasanya digunakan untuk karya-karya budaya seperti karya tulis dan musik. Menurut Banzi perangkat keras ini merupakan bagian dari budaya sehingga harus dibagikan kepada orang lain.  "You could think of hardware as piece of culture you want to share with other people," Banzi says.

Tahap berikutnya yang mereka lakukan adalah membuat papan sirkuitnya. Tim berusaha memperbaiki spesifikasi dari papan sirkuit dan kemudian memutuskan untuk menjualnya dengan harga US $30. "It had to be the equivalent of going out to dinner at a pizza place," Banzi says. Banzi merasa bahwa Arduino harus terjangkau bagi semua kalangan. Namun mereka juga ingin membuatnya terlihat benar-benar unik, dengan konsep sesuatu yang akan menonjol dan juga terlihat keren. Sementara untuk papan sirkuit yang sejenisnya berwarna hijau, mereka malah membuatnya dengan warna biru. Sementara beberapa produsen mengurangi jumlah pin input dan output dari sirkuit mereka, tim Arduino malah menambahkan banyak pin input dan output untuk papan sirkuit mereka. Sebagai keunikan lainnya mereka menambahkan sebuah peta kecil Italia di belakang papan Arduino. Berikut perkataan Banzi terkait desain unik dari Arduino ini : "A lot of the design choices are weird for a real engineer, but I’m not a real engineer, so I did it in a silly way!".  Gianluca Martino, salah satu Engineer di tim merasa bahwa pendekatan nontradisional untuk desain papan sirkuit merupakan ide yang cukup cemerlang. Dia berpikir bahwa produk tersebut dibuat sebagai hasil dari cara berpikir baru tentang elektronika, tidak dengan cara rekayasa di mana anda harus menghitung elektroda, tetapi menggunakan pendekatan “Do It Your Self” atau DIY, kemudahan dalam membuat sebuah proyek elektronika.

Produk yang dibuat oleh tim Arduino mengusung konsep papan sirkuit dengan komponen-komponen yang mudah ditemukan serta murah seperti Atmega 328 sehingga memudahkan seseorang jika ingin membuat papan sirkuit miliknya sendiri. Selain itu konsep lain yang diterapkan oleh tim adalah konsep “plug and play”. Papan sirkuit Arduino dihubungkan dengan PC dengan menggunakan jalur port USB. Seperti yang diketahui port USB sendiri merupakan sebuah terobosan antar muka komputer dengan perangkat luar dengan mengusung konsep plug and play. Jika pada komputer terdahulu terdapat port parallel atau port serial maka kini keduanya telah tergantikan fungsinya dengan port USB ini. Sebelumnya sebuah perangkat yang dihubungkan dengan komputer melalui port serial maupun parallel akan membutuhkan restart komputer terlebih dahulu agar perangkat terdeteksi di operating system, hal ini tentunya tidak praktis. Tim pengembang Arduino memiliki konsep yang sama agar perangkat papan sirkuitnya dapat dicopot dan dihubungkan ke komputer  dengan cepat dan dapat dengan segera diprogram.

Berikut ini merupakan filosofi Arduino yang diungkapkan oleh David Cuartielles (seorang enginerr telekomunikasi di tim Arduino) if you wants to learn electronics, you should be able to learnas you go from day one, instead of starting by learning Algebra, and Arduino is ideal to learn electronics from day one”. Tim Arduino kemudian melakukan pengujian berdasarkan filosofi tersebut. Mereka membagikan 300 PCB polos kepada mahasiswa di IDII dengan sebuah instruksi sederhana : carilah instruksi cara perakitan yang tersedia secara online, buat papan sirkuit tersebut dan kemudian buatlah sebuah proyek dengan papan sirkuit tersebut. Salah satu proyek yang berhasil dibuat saat itu adalah sebuah jam dengan kemampuan alarm-nya. Dengan segera banyak orang yang ingin mengetahui tentang papan sirkut ini dan ingin memilikinya. Pembeli pertama datang dari teman Banzi yang memesan satu unit Arduino kepadanya. Kata Arduino kemudian dengan cepat menyebar secara online - tanpa pemasaran atau periklanan, mengambil alih dunia DIY secara cepat seperti sebuah badai.

Tom Igoe, seorang profesor komputasi fisik di Universitas New York sangat terkesan dengan keterjangkauan dan konsep yang luar biasa dari Arduino. Saat itu Tom Igoe mengajarkan kursus kepada mahasiswa non-teknis tentang penggunaan Basic Stamp, namun setelah melihat Arduino ternyata ia sangat tertarik dengan konsep dari Arduino ini. Kemudahan penggunaan Arduino dengan konsep DIY bagi pemula yang bahkan tidak mengetahui tentang elektronika dan pemrograman, serta harga Arduino yang murah menjadi kunci ketertarikan Igoe terhadap Arduino.

Arduino benar-benar merupakan sebuah terobosan. Tentunya keberhasilan Arduino tak lepas dari platform prototyping “wiring” dan “prosessing” yang mendahuluinya. Sebelum adanya Arduino, pemrograman mikrokontroler merupakan sesuatu yang sulit. Dengan Arduino, seseorang yang tidak mengenal dunia elektronika bahkan dapat mengakses ke dunia hardware yang sebelumnya sulit untuk ditembus. Dengan Arduino seorang pemula tidak perlu belajar dengan sangat keras untuk membangun sebuah proyek yang benar-benar dapat bekerja. Ini merupakan sebuah gerakan yang luar biasa mengingat berbagai perangkat yang telah ada dengan rahasianya bagaikan sebuah kotak hitam dengan paten yang dimiliki oleh pihak pengembangnya. Bagi Banzi hal ini merupakan sebuah dampak penting dari Arduino."Fifty years ago, to write software you needed people in white aprons who knew everything about vacuum tubes. Now, even my mom can program, We’ve enabled a lot of people to create products themselves."

Sebagai bahan untuk pengembangan Arduino, tim juga berusaha untuk mengintegrasikan Arduino ke dalam sistem pendidikan, dari sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi. Beberapa universitas termasuk Carnegie Mellon dan Stanford sudah menggunakan Arduino. David Mellis (salah satu tim inti Arduino) mengundang 8 sampai 10 orang ke laboratorium MIT, di mana mereka diberi tugas untuk menyelesaikan sebuah proyek selama sehari. Hal ini merupakan penelitiannya dengan cara memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan orang awam untuk mempelajari bidang elektonika. Proyek-proyek tersebut antara lain membuat  speaker Ipod, radio FM, dan mouse komputer dengan menggunakan beberapa komponen yang sama dengan yang digunakan pada Arduino. Seperti komponen resistor, kapasitor dan lain-lain. Bagi tim menyebarkan dasar-dasar Arduino merupakan sebagian saja dari tantangan yang sebenarnya. Tim juga harus menjamin ketersediaan papan sirkuit Arduino. Apalagi untuk saat ini Arduino telah memiliki jenis papan sirkut yang baru yang menjadi keluarga Arduino board. Selain desain aslinya yakni Arduino Uno, terdapat model baru dengan fasilitas yang lebih banyak yakni Arduino Mega, atau jenis Arduino Nano dengan ukuran papan sirkuit yang lebih kecil, serta papan sirkuit Arduino LilyPad, dan yang baru-baru ini dirilis, yakni papan Net-enabled atau disebut dengan Arduino Ethernet.

Arduino ternyata telah menciptakan sendiri industri rumahan dengan kategori DIY. Ada lebih dari 200 distributor produk Arduino di seluruh dunia, termasuk perusahaan besar seperti SparkFun Electronics. Bahkan kabarnya seorang pria di Portugal berhenti dari pekerjaannya di perusahaan telepon untuk menjual produk Arduino dari rumahnya. Gianluca Martino, salah satu anggota tim inti yang mengawasi produksi dan distribusi, mengatakan bahwa mereka sedang bekerja keras untuk mencapai pasar negara berkembang seperti China, India, dan Amerika Selatan. Menurutnya sekitar 80 persen dari pengguna Arduino dibagi antara Amerika Serikat dan Eropa, dan sisanya tersebar di seluruh dunia.

Jaminan mutu yang baik merupakan sebuah tantangan yang besar ketika berbicara tentang penanganan produksi dari ribuan unit board Arduino. Tim Arduino memproduksi sekitar 100 sampai 3000 boardArduino dalam waktu satu hari. Tim menggunakan “custom system” untuk mengujicoba pin input / outputpada setiap papan sirkuit agar terjamin kulitasnya. Tim juga memberikan jaminan penggantian board Arduino yang tidak dapat bekerja dengan semestinya. Menurut Gianluca Martino, dengan sistem yang diterapkan saat ini tingkat kegagalan produksi dari Arduino berada dibawah 1persen, sehingga jaminan kualitas board Arduino yang dipasarkan dapat tetap terjaga.

Saat ini tim Arduino telah memiliki penghasilan yang cukup untuk membayar para karyawannya serta siap untuk membiayai pendanaan guna pengembangan papan Arduino dengan fasilitas yang baru dan tentunya yang lebih baik. Pada bulan september, pada sebuah acara “maker fair” tim Arduino memperkenalkan varian baru dari Arduino board dengan chip prosesor ARM 32 bit. Hal ini merupakan komitmen dari tim Arduino untuk memberikan varian Arduino board dengan komputasi yang lebih tinggi. Salah satu proyek yang pernah dibuat adalah kit printer 3D dengan menggunakan Arduino 8-bit, tentunya dengan kekuatan prosesor ARM 32-bit ini diharapkan dapat mengerjakan tugas-tugas yang lebih rumit lagi.

Arduino kembali mendapatkan support yang luar biasa ketika google meliris  sebuah papan pengembang berbasiskan Arduino yang support untuk sistem Android. Google Android ADK (Accessory Development Kit), adalah platform yang memungkinkan ponsel Android berinteraksi dengan motor, sensor, dan perangkat lainnya. Anda dapat membangun sebuah aplikasi Android menggunakan kamera ponsel, sensor gerak, layar sentuh, dan konektivitas internet untuk mengontrol sebuah robot atau sebuah sistem. Dengan adanya hal ini tentunya  proyek yang dapat dibangun dengan perangkat Arduino menjadi lebih luas lagi.

Tantangan demi tantangan terus berdatangan bagi tim Arduino, salah satunya untuk mengakomodasikan hal berbeda yang orang inginkan namun tetap dapat dilakukan dengan platform  ini, namun tetap memberikan kemudahan kepada pengguna terutama bagi seorang pemula. Sementara itu di lain hal para fans Arduino berdatangan ke “Bar Di Re Arduino di Ivrea untuk sekedar melihat-lihat bar ini atau untuk minum-minum. Kenyatannya para pekerja bar bahkan tidak mengetahui bahwa yang membawa mereka kesana adalah platform Arduino yang sekarang menjadi perbincangan di seluruh dunia.

Related Posts

LihatTutupKomentar